Ada tradisi unik pada hari Kuningan di Tabanan, yaitu tradisi Mesuryak atau melepas leluhur di Banjar Tegal Baleran ,Desa Dauh Peken Kecamatan Tabanan. Tradisi ini masih tetap dipertahankan oleh masyarkat setempat, seperti yang dilakukan oleh keluarga besar I Ketut Gede Candra Purnawan,pada Hari Suci Kuningan, Sanicara Kliwon Kuningan, Sabtu (24/04/2012).
Mesuryak bertujuan untuk memberikan bekal berupa beras dan uang kepada leluhur yang akan kembali ke Suarga Loka (alam baka). Warga Bali percaya bahwa leluhur mereka turun pada hari raya Galungan dan kembali ke Nirwana pada hari raya Kuningan. Mesuryak berasal dari kata suryak yang artinya berteriak atau bersorak. Upacara ini dilaksanakan pada pukul 9 pagi hingga 12 siang, karena lewat jam 12 siang para leluhur telah kembali ke surga.
Candra menjelaskan, sebelum upacara ini dimulai, semua warga sembahyang di pura keluarga atau pura kahyangan tiga yang berada di desa setempat. Leluhur yang telah dilepas kepergiannya dibekali banten pangadegan atau sesaji yang diletakkan di depan kori (gerbang rumah). Sesajian terdiri atas beras, telur, pis bolong dan perlengkapan lainnya yang disiapkan sebagai bekal leluhur. Tradisi Mesuryak juga memiliki makna kemakmuran. Uang yang dilempar untuk leluhur disimbolkan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widi (Sang Pencipta Yang Maha Kuasa).
“Ini tradisi kami melapas para leluhur dan juga sebagai wujud syukur dan bakti kami karena sudah diberikan limpahan rejeki. Rejeki dalam hal ini juga termasuk kesehatan seluruh anggota keluarga kami” jelas Candra.
Keluarga besar Candra tampak sangat gembira melaksanakan tradisi warisan leluhur yang adiluhung ini. Mereka berteriak (mesuryak) gembira dan berebut saat uang ataupun beras dilemparkan keudara.
THANK GOD GOR GOOD KARMA