Ska Indonesia Masih Ada, Tidak Mati

Ska pernah menjadi sumber keceriaan penikmat musik indonesia pada akhir 90-an. Saat ini ska seakan meredup, tetapi bukan mati, sekali lagi TIDAK MATI!!! yang menghilang mungkin hanya para scenesternya, anak – anak yang suka pake topi fedora atau bowler hat, berkaca mata hitam, skinny jeans, sampai bawa2 koper atau pake kemeja pantai ini menghilang seiring berkurangnya gigs SKA yang diadakan. SKA tetap ada meski tren musik telah berganti, tetapi para penggemar ska tetap berusaha menghidupkan scene yang tumbuh subur di Jepang dan Amerika ini hingga sampai ke Indonesia.

Dulu indonesia punya band Ska yang melejit dijamannya seperti Tipe-X, Shaggy Dog, Noin Bullet, Jun Fan Gn Foo, Es Coret, Arigatoo, Collonyet, UFO, Dirty Dools, Purpose, Jet Coaster, Rolling Doors dan Artifical Life. Dibali ada local hero seperti The Croto Chip, Storing, Lokomotif, Rude Devils, Kweker Jack dan lain – lain.

Sampai sekarang sebenarnya scene Ska di Indonesia masih ada, seperti yang dituturkan oleh salah seorang pentolan Ska, Boby Wibisono dari band Artificial Life.
“Scene Ska masih ada dong, bahkan pertumbuhan band Ska Indonesia luar biasa, apalagi sekarang info digital sangat mumpuni di banding era 90an. Apalagi setelah ada wadah Indonesia Ska Coneection yang baru saja menggelar Virtual konser band ska Indonesia, dari kota kecil yang gak pernah kita denger bandnya akhirnya jadi tahu. Scene Ska di Indonesia harus jangan kalah dengan scene lain” tutur Boby.

Boby yang saat ini sibuk dengan bisnis kuliner dan juga ada project produksi film dokumenter ini, mengisyaratkan jika Artificial Life sedang mempersiapkan album baru. Dia juga berharap para pelaku musik ska untuk bangkit kembali.
“Musik Ska harus bangkit, tetap berkarya buat para musisinya, walau kondisi pandemic  begini. Musik Ska di Indonesia di segani musisi lain dan dunia” harap Boby.

Sekilas tentang band Artificial Life :
Artificial Life dibentuk tahun 1996, waktu itu Boris (gitar ) Kabul (Gitar/vocal), Tony (bass) dan Rangga (Drum), awalnya membawakan Green Day , Rancid dll,

Setelah itu  masuk Berry (vocal), Boby (vocal), Dias (bass menggantikan Tony), Edot (Trombone) , Egy (Trumpet)  dan Cokor (Saxophone), mulailah mengisi panggung underground sekitaran Jakarta. Di Line up ini mulai membawakan the Mighty Mighty Bosstones, Kemuri, Bad Manners, Skatalites dll.

Tahun 1997 mencoba live recording 6 lagu, berisikan lagu sendiri dan cover , salah satu lagu sendiri adalah “I don’t Wanna Be Coverboy”, Album ini diberi nama “Life Suck…So Are We” yang diperbanyak dalam bentuk kaset  dan diperjualbelikan tangan ke tangan. Responnya lumayan untuk masa itu.

Tahun 1999 mendapat  tawaran dari PT.Buletin (Indosemar Sakti ) , untuk rekaman full Album, album ini diberi nama Self Titled , dari sini mulai manggung ke luar Jakarta.

Tahun 2002 merilis album “Nih Mau Apalagi” yang di produksi sendiri oleh Artificial Life.

THANK GOD FOR GOOD KARMA