“PRAYASCITA” Single Terbaru Cassadaga

“Prayascitta” kata dari bahasa Sansekerta, merupakan babak baru dari tahapan penggambaran sederhana tentang proses kehidupan setelah kematian yang merupakan penebusan terhadap segala perilaku manusia selama hidupnya.

Cassadaga band bergenre Experimental Rock dengan formasi Arya Oka (Vokal/Gitar), Artha Yoga (Bass), dan Angga Surya (Drum) baru saja melepas single yang di beri judul “Prayascita”.

Prayascitta diambil sebagai judul single dari Cassadaga dimana merupakan babak baru dalam benang merah Album (RED MMXIV MMXXI) Cassadaga dimana memiliki kaitan dengan lagu lainnya. Pada lagu ini Cassadaga mencoba menginterpretasikan penebusan dosa- dosa dengan dasar pemahaman sederhana namun kompleks, yang mungkin sering kita dengar di lingkungan sekitar ataupun saat mengenyam pendidikan di bangku sekolah terutama pada saat mata pelajaran Agama Hindu.

Arya menjelaskan konsep dari Prayascita ini menurut versi Cassadaga, sesering apakah kita membayangkan apa yang terjadi terhadap jiwa kita setelah mati nanti? mungkin tak ada jawaban pasti, namun sejak kecil (entah benar atau tidak, semua tergantung pada pribadi masing-masing) kita sudah diperkenalkan tentang adanya Surga, Neraka, dan Karma Phala. Tiga pemahaman yang saling berkaitan dan saat ini masih dipegang teguh dan terus diwariskan. “Mungkin bukan sesuatu yang asing bagi kita mendengar Surga, Neraka dan Karma Phala, hal yang sering kita dengar di pertemanan, keluarga, sekolah, menjadi topik saat kotbah ataupun obrolan sederhana dengan kawan ditemani minuman. Bahwa sudah sewajarnya kita akan menebus Karma Phala kita,” jelas Arya sang Vokalis.

Sepenggal lirik “Prayascita” 
Walk in the desert With whole of amber And the burning sand Scream of your burning pain

Slice off your skin

And the boiling blood

Crows fly around then ate those eyes

Thrown to the abyss Crawling in the dark Frozed by the air Endless hunger afterlife

Those hand are tied

Those feet are tied Stabbed with a sword Thousand days and thousand years

Walk in the desert With whole of amber And the burning sand Scream of your burning pain

Thrown to the abyss Crawling in the dark Frozed by the air Endless hunger afterlife

Arya menambahkan, berangkat dari pemahaman itu Cassadaga mencoba menggambarkan penebusan pada sebuah “Ruang Penebusan” yang akrab kita sebut sebagai “Neraka” dengan segala penyiksaannya.

“Neraka menjadi sebuah gambaran kami tentang penebusan, karena adakah manusia di dunia ini yang lahir dan tumbuh tanpa dosa?. Semua memilikinya meski hanya setitik, bahkan dalam karya agung “Mahabrata” sang bijak Yudistira memiliki dosa yang harus ditebusnya” ujarnya.

 

THANK GOD FOR GOOD KARMA